إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ،
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ؛ فيَا أَيُّهَا
النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Ma’asyirol Muslimin
Rahimakumullah
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Kemudian dari tempat ini saya serukan
kepada diri pribadi dan kepada jamaah
sekalian untuk selalu memelihara dan meningkatkan iman dan taqwa, karena dengan
bekal iman dan taqwa inilah seseorang akan bahagia baik di dunia dan terlebih
lagi di akhirat. Tak lupa kita harus senantiasa mengungkapkan
rasa syukur kepada Allah SWT atas segala kenikmatan yang telah diberikan kepada
kita.
Ma’asyirol Muslimin
rahimakumullah
Seorang muslim harus berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang
terjadi adalah takdir Allah. Jika kita berkeyakinan seperti itu maka kita akan
merasakan kebahagiaan hidup di dunia. Merupakan pemahaman yang keliru ketika
kita sudah yakin bahwa rezeki sudah ditentukan Allah kemudian kita hanya duduk
berpangku tangan tanpa ikhtiar dan usaha, bermalas-malasan. Padahal Allah telah
memerintahkan kita untuk bekerja keras tanpa harus melupakan akherat. Firman
Allah وَٱبۡتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَۖ
وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَاۖ وَأَحۡسِن كَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَيۡكَۖ
وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِي ٱلۡأَرۡضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ
٧٧ Artinya: “Dan carilah pada
apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS. Al-Qoshosh:77) Jika kita
hidup bisa memilih, pasti kita akan memilih hidup bergelimang harta. Akan
tetapi sebagaimana yang telah disebutkan tadi bahwa hidup kita telah ditentukan
Allah. Seberapa banyak atau sedikit harta kita, harus kita terima dengan lapang
dada. Bukan lah banyak-sedikitnya harta yang menjadi ukuran kebahagiaan. Namun
yang menjadikan kebahagiaan adalah bila harta tersebut diberkahi.
Ma’asyirol
Muslimin Jamaah Jum’ah yang berbahagia
Harta yang berkah adalah harta yang mendatangkan kebaikan
dan bertambah. Berkah (barokah) artinya ziyadatul khair, yakni
“bertambah-tambahnya kebaikan” Harta yang berkah akan membuat pemiliknya selalu
tenang. Harta yang berkah tidak selalu harus banyak, tapi selalu ada ketika diperlukan.
Harta yang berkah meskipun sedikit mampu menghidupi dan mencakupi apa saja yang
diperlukannya. Harta yang berkah tidak saja berkah bagi pemilik harta, tapi
juga orang lain bisa ikut merasakannya. Sedikit harta tapi berkah lebih baik
daripada banyak harta namun tidak berkah. Bisa saja harta banyak tapi kemudian
dirampok. Harta banyak kemudian sakit berkepanjangan sehingga habis untuk
berobat.
Ma’asyirol
Muslimin Jamaah Jum’ah yang berbahagia
bagaimana usaha kita agar harta atau rezeki kita diberkahi?
Pertama, agar harta berkah adalah jika harta tersebut
didapat dari usaha yang halal. إن الله تعالى طيب لا
يقبل إلا طيبا “Sesungguhnya
Allah (HR. Bukhari Muslim).
Hadist ini menjelaskan bahwa harta yang berkah adalah harta
yang disenangi Allah. Ia tidak harus banyak. Sedikit tapi berkah lebih baik
daripada yang banyak tetapi tidak berkah. Untuk mendapatkan keberkahan harta
harus dilalui dengan cara halal. Karena Allah tidak mungkin memberkahi harta
yang haram.
Kedua, agar harta berkah selanjutnya adalah mengeluarkan
zakatnya (jika mencapai nisab) dan menjadikannya sebagai sarana ibadah seperti infak,
sedekah, dan membantu sesama. Menurut Al-Quran, kalau kita ingin dicukupkan
rezeki oleh Allah SWT, haruslah bersedia berbagi. Dan ketahuilah bahwa sifat
kikir pelit dan enggan untuk menginfaqkan harta adalah bisikan dari setan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 268. ٱلشَّيۡطَٰنُ يَعِدُكُمُ ٱلۡفَقۡرَ وَيَأۡمُرُكُم بِٱلۡفَحۡشَآءِۖ
وَٱللَّهُ يَعِدُكُم مَّغۡفِرَةٗ مِّنۡهُ وَفَضۡلٗاۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ ٢٦٨ Artinya: “Syaitan menjanjikan
(menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan
(kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa makna ayat
"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan",
maksudnya: setan menakut-nakuti kalian dengan kefakiran supaya kalian tetap
menggenggam tangan kalian, sehingga tidak menginfakkanya dalam keridhaan Allah.
Sebaliknya ia menyuruh mereka untuk berbuat buruk sehingga mengeluarkan harta
mereka dalam keburukan dan kerusakan, serta bakhil mengeluarkannya untuk
kebaikan dan kemaslahatan umum. Padahal kenyataannya sebaliknya. Harta yang
dikeluarkan di jalan Allah akan mendatangkan keberkahan.
Ma'asyirol Muslimin Rahimakumullah
Untuk mengetahui rizki yang telah kita dapatkan termasuk rizki
yang berkah dapat diketahui melalui tanda-tanda umum berikut ini:
1.
Hati kita semakin dekat dengan Allah dan jiwa menjadi
tenang. Setiap kebaikan yang dilakukan termasuk rizki yang dimanfaatkan untuk
kebaikan akan membuat perasaan senang, tenang, dan damai karena telah membuat
manfaat bagi orang lain.
2.
Mudah memberikan sedekah dan berbagi. Rasa ikhlas berbagi
dan memberi pada orang lain adalah sifat mulia yang hanya dimiliki oleh orang
yang diberkahi.
3.
Keluarga harmonis dan dikaruniai anak yang shaleh dan
shalehah. Rizki yang didapatkan dari cara haram akan mempengaruhi kualitas anak
dan isteri kita yang memakannya. Mereka akan menjadi jauh dari Allah dan bisa
jadi rumah tangga penuh dengan pertengkaran yang bisa berujung perceraian.
4.
Senantiasa merasa cukup dan syukur atas nikmat yang telah
diperoleh
Jika perjalanan dalam hidup kita merasakan sebaliknya
seperti hati menjadi jauh dari Allah, merasa tidak tenang, susah bersedekah,
rumah tangga berantakan, serta merasa selalu kurang, maka waspadalah mungkin
rizki kita tidak berkah. Mari segera introspeksi, perbanyak mohon ampunan pada
Allah dan perbaiki diri sebelum ajal menjemput.
Akhirnya. Marilah kita mencari rezeki yang telah Allah
sediakan untuk kita dengan cara yang halal agar kita hidup diberikan
keberkahan. Amin.
فإذا قرئ القران فاستمعوا لعلكم
ترحمون. أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّنْ
رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ
لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِي السَرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ
المُحْسِنِيْنَ.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ
بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، ونفعَنِي وإياكم بالأيات و الذِكر الحكيم،
وَتَقَبَلَّ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
وأَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ العظيمَ لي ولكم ولسائر المسلمين
والمسلمات و المؤمنين والمؤمنات فاستغفرُوْه، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الغَنِيُ
الْحَمِيْدُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ:
عباد الله .إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الْأَرْبَعَةِ الْخُلَفَاءِ الْأَئِمَّةِ أَبِيْ بَكْرِ
الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ
الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ
يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدّعَوَاتِ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
عِبَادَ الله اِنَّ اللهَ
يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ. واسئَلُوْه مِن فضله يُعطِكم، وَلَذِكْرُاللهِ أجلُّ و اَكْبَرُ،
واللهُ يعلمُ ما تَصنَعُوْن، أَقِيْمُوا الصلاة.
Post a Comment