Artikel ini dimuat dalam jurnal Al Qalam download DISINI dan sudah ada versi buku cetak
Judul: Hasan, Hasan, Media musik dan lagu dalam pembelajaran Bahasa Arab, Banjarmasin, Dreamedia, 2016. ISBN: 978-602-6226-11-2
Buku dapat dibeli melalui link INI
Judul: Hasan, Hasan, Media musik dan lagu dalam pembelajaran Bahasa Arab, Banjarmasin, Dreamedia, 2016. ISBN: 978-602-6226-11-2
Buku dapat dibeli melalui link INI
Abstrak
Pemanfaatan
musik sebagai media pembelajaran yang menjadikan proses pembelajaran menjadi
menyenangkan dan tidak membosankan. Musik dapat menyeimbangkan kecerdasan
intelektual dan emosional sehingga akan memberikan hasil yang baik bagi
siswa. Selain itu musik juga mempengaruhi kondisi fisiologis. Kondisi
fisiologis yang relaks akan membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti
proses belajar. Relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu
siap dan mampu untuk lebih berkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Jika hal
tersebut dipergunakan dalam pembelajaran bahasa Arab di berbagai tingkatan khususnya tingkat MI yang
notabene usia mereka adalah usia bermain maka akan menghasilkan sesuatu
yang sangat membantu dalam pembelajaran bahasa Arab.
Kata Kunci:
Musik, Pembelajaran, MI
|
Pendahuluan
Metode belajar kebanyakan dilakukan guru secara monoton, sehingga
pekerjaan tersebut menjadi pekerjaan yang sangat menjenuhkan baik bagi guru
maupun bagi siswa. Selain itu materi yang disampaikan guru sangat sedikit yang
bisa diterima oleh siswa, sekitar 25% - 50% saja. Hal ini dapat diketahui
setelah diadakan kuis atau latihan setelah selesai menyajikan materi pada saat
itu juga.
Kondisi ini seharusnya menuntut para guru untuk bisa memikirkan bagaimana cara agar pelajaran bisa diserap 70% - 90% sehingga siswa dapat mencapai nilai yang standar. Kenyataannya bukan hanya guru saja yang merasakan kejenuhan. Kebanyakan siswa juga merasakan hal yang sama, bahkan lebih lagi karena bila setiap kali guru menyajikan materi hanya menggunakan satu strategi saja tentunya siswa akan merasa bahwa sekolah itu adalah sesuatu yang harus dihindari, ditambah lagi dengan sikap guru yang senantiasa marah-marah apabila sebagian besar siswa tidak mengerti dan tidak bisa memenuhi standar nilai, di setiap kuis atau latihan.
Kondisi ini seharusnya menuntut para guru untuk bisa memikirkan bagaimana cara agar pelajaran bisa diserap 70% - 90% sehingga siswa dapat mencapai nilai yang standar. Kenyataannya bukan hanya guru saja yang merasakan kejenuhan. Kebanyakan siswa juga merasakan hal yang sama, bahkan lebih lagi karena bila setiap kali guru menyajikan materi hanya menggunakan satu strategi saja tentunya siswa akan merasa bahwa sekolah itu adalah sesuatu yang harus dihindari, ditambah lagi dengan sikap guru yang senantiasa marah-marah apabila sebagian besar siswa tidak mengerti dan tidak bisa memenuhi standar nilai, di setiap kuis atau latihan.
Situasi seperti ini bisa membuat siswa semakin bingung dan tidak paham terhadap pelajaran. Oleh karena itu diperlukan modifikasi strategi setiap kali pertemuan agar siswa tidak jenuh dan tujuan pelajaran serta standar nilai bisa tercapai sesuai waktu dan kurikulum yang sedang berjalan. Salah satu modifikasi strategi dalam pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru adalah membuat suasana kelas menjadi relaks dan menyenangkan dengan memutar musik ataupun lagu yang sedang populer sehingga siswa terpancing konsentrasinya dan tanpa sadar motorik dan otak mereka mulai bekerja tanpa paksaan.
Mengajar adalah salah satu tugas
dari guru, dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan
untuk membelajarkan siswa. Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sosial atau
suasana kelas adalah penentu psikologi utama yang mempengaruhi belajar akademis.
Guru bisa menciptakan suasana belajar yang biasa saja atau kelas yang menjadi
suatu pengalaman penemuan yang luar biasa. Untuk membangun suasana yang bagus
seorang guru harus bisa membangun suasana kelas yang hidup dan relaks sehingga
siswa bisa menerima materi dengan baik.
Organ tubuh yang berperan penting
dalam proses pembelajaran adalah otak. Belahan otak kiri memegang peranan
penting dalam kegiatan pembelajaran. Kedua belahan otak dikembangkan secara
optimal dan seimbang sehingga belajar dapat berjalan secara maksimal. Dalam pembelajaran
perlu megharmoniskan kerja otak kanan dan otak kiri siswa dengan menggunakan
musik sebagai sebagai media pembelajaran.
Musik salah satu cara untuk
merangsang pikiran sehingga siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan
baik. Musik baik digunakan untuk media pembelajaran karena musik mampu
menyeimbangkan antara otak kanan dengan otak kiri, ini berarti menyeimbangkan antara
aspek intelektual dengan aspek emosional. Dalam pembelajaran agar proses
belajar dapat berjalan dengan baik, harus ada keseimbangan antara otak kanan
dan otak kiri, apalagi untuk materi-materi yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Selain itu mengapa musik bisa dijadikan media pembelajaran karena musik dapat
merangsang kecerdasan.
Para ahli percaya bahwa pelatihan dengan menggunakan musik
membentuk jalur baru di dalam otak dan memberi lebih dari pada sekedar hubungan
sebab akibat terhadap perkembangan bagian-bagian tertentu dari otak secara
jangka panjang. Musik memicu keterkaitan yang lebih besar dari pada yang dapat
diberikan oleh stimulus lainnya terhadap belahan otak sebelah kiri dengan yang
kanan dan antara bidang-bidang di dalam otak yang bertanggung jawab atas emosi
dan ingatan. Dengan menggunakan musik sebagai alat untuk memaksimalkan potensi
manusia akan merupakan upaya yang sangat berarti. Karena musik mampu memotivasi
dan mendorong partisipasi dalam kegiatan yang nantinya akan membantu meraih tujuan
di dalam fungsi-fungsi sosial, bahasa dan motorik[1].
Hal ini juga dikatakan dalam tulisan Campbell bahwa mendengarkan musik telah
terbukti melambatkan laju denyut jantung, mengaktifkan gelombang-gelombang otak
untuk kegiatan berpikir tingkat tinggi dan menciptakan kondisi mental yang
positif, santai, mudah menerima yang ideal untuk belajar.
Teori pendidikan terbaru yang dikutip oleh Sari mengatakan otak akan bekerja optimal apabila kedua belahan otak ini dipergunakan secara bersama-sama[2]. Hal ini bisa dilihat jika anak belajar dengan hanya memanfaatkan otak kiri yang memiliki fungsi mengolah seputar sains, bisnis dan pendidikan sementara otak kanannya tidak diaktifkan yang seharusnya memiliki fungsi berfikir, perasaan, bosan dan mengantuk. Begitu juga mereka yang hanya memanfaatkan otak kanan tanpa diimbangi dengan pemanfaatan otak kiri, bisa jadi ia akan banyak menyanyi, mengobrol atau menggambar tetapi hanya sedikit ilmu yang bisa masuk ke otaknya. Salah satu cara untuk memadukan fungsi otak kanan dan kiri yaitu menggunakan musik pada saat menghafal pelajaran.
Metodologi Musical Exposure Towards (Pembelajaran dengan memaparkan musik pada anak-anak) yang dikutip oleh Sari telah didukung oleh kajian ilmiah yang mengungkapkan bahwa pemaparan terhadap musik akan meningkatkan proses pembelajaran di dalam pikiran anak-anak. Hal ini didukung pula oleh para ahli yang berkeyakinan bahwa bermusik (mendengarkan atau bermain musik) ternyata dapat memberikan nutrisi, dan suara untuk meningkatkan gerakan, pendengaran dan ekspresi pada anak-anak. Dengan bermusik anak-anak juga bisa meningkatkan keterampilan dan kreativitasnya, serta mengalami peningkatan IQ spasialnya[3].
Musik yang baik adalah sangat berharga sebagai perangkat pengajaran. Metode pembelajaran yang menyertakan pemaparan musik kepada anak-anak telah menerapkan seni memadukan musik dengan pembelajaran ke tingkat pendidikan yang baru dan lebih tinggi. Hal ini didukung dengan pernyataan De Porter, dkk. yang menyatakan bahwa musik berpengaruh pada guru dan siswa. Sebagai seorang guru, kita dapat menggunakan musik untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar. Musik membantu siswa bekerja lebih baik dalam mengingat lebih banyak, musik merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar, baik secara sadar maupun tidak sadar. Di samping itu kebanyakan siswa memang mencintai musik[4].
Teori pendidikan terbaru yang dikutip oleh Sari mengatakan otak akan bekerja optimal apabila kedua belahan otak ini dipergunakan secara bersama-sama[2]. Hal ini bisa dilihat jika anak belajar dengan hanya memanfaatkan otak kiri yang memiliki fungsi mengolah seputar sains, bisnis dan pendidikan sementara otak kanannya tidak diaktifkan yang seharusnya memiliki fungsi berfikir, perasaan, bosan dan mengantuk. Begitu juga mereka yang hanya memanfaatkan otak kanan tanpa diimbangi dengan pemanfaatan otak kiri, bisa jadi ia akan banyak menyanyi, mengobrol atau menggambar tetapi hanya sedikit ilmu yang bisa masuk ke otaknya. Salah satu cara untuk memadukan fungsi otak kanan dan kiri yaitu menggunakan musik pada saat menghafal pelajaran.
Metodologi Musical Exposure Towards (Pembelajaran dengan memaparkan musik pada anak-anak) yang dikutip oleh Sari telah didukung oleh kajian ilmiah yang mengungkapkan bahwa pemaparan terhadap musik akan meningkatkan proses pembelajaran di dalam pikiran anak-anak. Hal ini didukung pula oleh para ahli yang berkeyakinan bahwa bermusik (mendengarkan atau bermain musik) ternyata dapat memberikan nutrisi, dan suara untuk meningkatkan gerakan, pendengaran dan ekspresi pada anak-anak. Dengan bermusik anak-anak juga bisa meningkatkan keterampilan dan kreativitasnya, serta mengalami peningkatan IQ spasialnya[3].
Musik yang baik adalah sangat berharga sebagai perangkat pengajaran. Metode pembelajaran yang menyertakan pemaparan musik kepada anak-anak telah menerapkan seni memadukan musik dengan pembelajaran ke tingkat pendidikan yang baru dan lebih tinggi. Hal ini didukung dengan pernyataan De Porter, dkk. yang menyatakan bahwa musik berpengaruh pada guru dan siswa. Sebagai seorang guru, kita dapat menggunakan musik untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar. Musik membantu siswa bekerja lebih baik dalam mengingat lebih banyak, musik merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar, baik secara sadar maupun tidak sadar. Di samping itu kebanyakan siswa memang mencintai musik[4].
Musik ada sepanjang masa, dimanapun
kapanpun musik selalu ada dalam kehidupan. Hal ini disebabkan karena
musik dapat memberikan dampak positif bagi pendengarnya. Secara umum, musik
menimbulkan vibrasi, vibrasi itu menimbulkan stimulasi pada gendang
pendengaran. Stimulasi itu ditransmisikan susunan syaraf syarat pusat (imbic
system) di sentral otak yang merupakan gudang ingatan lalu hypothalaus atau
kelenjar segala sesuatunya untuk mengaitkan musik dengan respon tertentu.
Seiring bertambahnya media-media pembelajaran baik itu yang manual
maupun yang sudah canggih bertambah juga variasi media pembelajaran. Salah
satunya adalah media musik. Tidaklah berlebihan jika ada yang menyatakan musik
adalah bahasa universal yang dapat dinikmati, digunakan, serta untuk apa saja.
Kenapa tidak keuniversalan musik tersebut disinergikan dengan pembelajaran yaitu musik sebagai media pembelajaran bahasa
Arab.
Pada umumnya musik dan lagu hanya berperan sebagai media hiburan
ataupun sekedar selingan pada proses pembelajaran. Padahal bila digunakan
dengan maksimal, musik memiliki memfaat
yang besar untuk pembelajaran bahasa Arab untuk MI. Karena pada usia tersebut
sangat cocok sehingga akan
menghasilkan hasil yang bagus dalam
pembelajaran.
Ritme serta lirik lagu dapat membantu mengingat kata-kata lebih
baik serta dapat memahami pesan lagu yang lebih dalam dan mengingatnya dalam
jangka waktu yang lebih lama. Selain lebih mudah mengingat dan memahami mufradat
secara lebih efektif, Menyanyikan lagu berbahasa Arab dapat membantu
mengembangkan kalam dengan intonasi yang alami. Karena pada dasarnya
pemerolehan kata (iktisab al lughah) usia mereka diperoleh melalui pendengaran (istima’).
Melihat pembelajaran bahasa Inggris yang semakin bervariasi musik
dimanfaatkan sebagian rupa sehingga menjadi media pembelajaran yang sangat
bagus. Maka bermunculanlah progam-progam komputer maupun handphone yang
didalamnya ada penggunaan musik dalam pembelajaran. Maka tidaklah dikatakan
keliru bila dalam pembelajaran bahasa Arab jika musik dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran.
Musik dalam Islam
Jika musik itu
dalam pandangan Islam itu halal, musik akan menjadi kebaikan apabila dimainkan
atau dinikmati. Namun, jika musik dalam pandangan Islam itu haram, musik sudah
pasti membawa keburukan, tidak hanya didunia tapi juga di akhirat. Untuk
mendapatkan yang memuaskan mengenai musik dalam Islam, kita dapat merujuk
kepada nash-nash agama tentang musik. Di antra dalil tentang tersebut adalah
Rasulullah saw
bersabda, “ Akan muncul di kalangan
umatku nanti beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamar, dan
alat-alat musik.” (HR. Bukhari, Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah).
Berdasarkan
keterangan tersebut, selintas kita mendapatkan
kesimpulan bahwa musik dalam pandangan Islam adalah haram, kalau tidak
dikatakan mengutuk dan melaknatnya. Musik dengan berbagai unsur di dalamnya dipersepsikan
sebagai kesia-siaan, alat permainan sekaligus jerat-jerat setan, dan jalan
menuju kerugian.
Benarkan
seperti itu? Jika benar, orang akan segera beranggapan bahwa Islam tidak sesuai
dengan fitrah, tidak meyukai keindahan dan hiburan. Bukankah secara fitrah manusia
meyukai keindahan dan musik adalah bagian dari keindahan tersebut?
Tentu tidak
seperti itu. Islam dalam agama fitrah. Setiap
aspek dari ajarannya berisi bimbingan agar manusia bisa berlaku sesuai
fitrahnya. Adapun larangan Islam terhadap musik lebih bersifat pencegahan
terhadap aspek negatif yang bisa ditimbulkanya, yaitu melalaikannya dalam
mengingat Allah dan menyeret manusia ke dalam jerat-jerat setan. Itulah hukum
musik dalam pandangan Islam.
Musik dalam pandangan Islam itu adalah budaya yang dalam hal ini Islam ingin
membangun budayanya sendiri. Musik dalam Islam dipandang sebagai bagian dari
budaya, maka Islam menginginkan musik sebagai intrument khas. Artinya musik
dalam pandangan Islam harus berbeda dari nyanyian dan instrument jahiliyah.
Tantangan umat Islam yang akan datang salah satunya adalah bagaimana
memunculkan musik khas Islam sehingga tidak adalagi perbedaan masalah musik
dalam pandangan Islam.
Agar lebih
jelas, untuk menentukan
keharaman musik, lagu, atau nyanyian, beserta
aneka demensinya, setidaknya ada empat indikator yang dapat kita petimbangkan.
Pertama, apabila syair-syair berisi kata kotor, melenakan, mesum alias
porno, pengagungan terhadap berhala dan hawa nafsu, ajakan terhadap kekafiran
dan maksiat, syirik atau menduakan Allah, membangga-banggakan
diri atau golongan dengan merendahkan orang lain, berisi permusuhan dan
pelecehan terhadap nilai-nilai moral.
Kedua, apabila tercampur baur atau /ikhtilat/
antara laki-laki dan perempuan. Ketika terjadi pencampuran antara laki-laki dan perempuan ditakutkan
akan dapat membawa fitnah bagi mereka.
Ketiga, musik dalam pandangan Islam haram jika dibawakan oleh penampilan
wanita yang berpenampilan seronok alias
mengobral aurat, dengan tarian membangkitkan syahwat, dan dengan suara
mendesah-desah lagi menggoda. Atau, musik tersebut dibawakan oleh siapa pun
bisa laki-laki atau perempuan dengan memakai atribut dan simbol-simbol setan
atau orang kafir.
Keempat, bersama musik tersebut dihidangkan
aneka makanan atau minuman yang
diharamkan, semacam khamar, beserta aneka fasilitas yang memudahkan orang untuk
melakukan maksiat.
Dengan
demikian, tidak semua musik dalam pandangan Islam itu haram, ada musik tertentu
yang dihalalkan agama bahkan berpahala bila kita menikmati atau membuatnya.
Musik seperti apa? Itulah musik yang menjadikan kita ingat kepada Allah, taat
kepada-Nya, musik sebagai tanda syukur, dan membawa kebaikan bagi orang banyak.[5]
Musik Kunci Kecerdasan
Bangsa yang
terkenal dengan kecerdasannya adalah bangsa Yahudi. Kecerdasan mereka bukanlah
faktor genetik/turunan tetapi melainkan kecerdasan yang diperoleh
dengan usaha yang luar biasa. Salah satu usaha untuk menciptakan kecerdasan
mereka adalah musik.
Musik di kalangan
yahudi merupakan sebuah keharusan yang selalu dimiliki seorang bangsa Yahudi
sejak kecil bahkan mereka malu jika tidak bisa memainkan alat musik karena
mayoritas anak Yahudi bisa memainkannya. Kenapa musik berhubungan dengan
kecerdasan? Jawabnya adalah ternyata bermain musik sangat berpengaruh dengan
perkembangan kecerdasan otak manusia. Tampaknya orang-orang Yahudi telah
mengetahui
sejak lama bahwa bermain musik dan memahami not musik dapat meningkatkan IQ (Intelligent
Quotient/ kecerdasan) seorang anak. Ini yang barangkali tidak disadari oleh
bangsa-bangsa lain selain Yahudi. Kalaupun sadar kesadaran itu datangnya
terlambat.[6]
Dalam teori
kedokteran
pun, lantunan musik berpengaruh besar terhadap pembentukan kecerdasan otak
anak serta berpengaruh terhadap
kepandaian anak dalam bersosialisasi. Pemahaman orang Yahudi ini selaras dengan
hasil penelitian banyak pakar musik maupun pendidik yang menemukan efek positif
dari beberapa jenis musik.[7]
Ketika musik
telah dipahami sebagai cara untuk meningkatkan kecerdasan seseorang, maka
tidaklah salah satu musik jika musik disinergikan dalam sebuah pembelajaran.
Musik Dalam Pembelajaran
Musik adalah
pantulan dunia di sekitar kita
dan juga orang-orang yang membuatnya. Alam semesta tercipta dengan musik alam
yang sangat indah. Gemuruh, ombak laut deru angin di gunung, dan rintik hujan
merupakan musik alam yang sangat indah dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh
musik alam itu bagi kehidupan manusia. Pengertian lain mengatakan bahwa musik
adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah,
lokasi budaya dan selera seseorang.
Dalam kamus
Besar Bahasa Indonesia, musik diartikan 1. ilmu atau seni meyusun nada atau
suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan
komposisi (suara) yang mempuyai kesatuan dan kesinambungan; 2. nada atau suara
yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan kehamonisan
(terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).
Sementara pengikut Pythagoras mendefenisikan musik sebagai persatuan sempurna
dari hal-hal yang berlawanan, persatuan dalam keanekaragaman, keserasian dalam
pertentangan. Karena musik tidak hanya mengkoordinasikan irama dan mondulasi,
tetapi mengatur seluruh sistem; ujungnya adalah menyatukan dan
mengkoordinasikan. Musik juga produk pikiran. Menurut parkar elemen vebrasi
(fisika dan kosmos) atas frekuensi, bentuk amplitudo dan durasi belum menjadi
musik bagi manusia sampai semua itu ditransformasikan secara neurologis dan
diinterpretasikan melalui otak menjadi picth, warna suara, keras lembut, dan
waktu (dalam kerangkal tonal).[8]
Parah ahli
percaya bahwa pelatihan dengan menggunakan musik membentuk jalur baru di otak dan memberi lebih dari pada sekedar hubungan
sebab akibat terhadap perkembangan bagian-bagian tertentu dari otak secara
jangka panjang. Musik memicu keterkaitan yang lebih besar dari pada yang dapat
diberikan oleh stimulus lainnya terhadap belahan otak sebelah kiri dengan yang
kanan dan di antara bidang-bidang di dalam otak yang bertanggung jawab atas
emosi dan ingatan. Dengan musik sebagai alat memaksimalkan potensi manusia akan
merupakan upaya yang sangat berarti. Karena musik mampu memotivasi dan
mendorong partisipasi dalam kegiatan yang nantinya akan membantu meraih tujuan
dalam fungsi- fungsi sosial, bahasa dan motorik.[9]
Teori
pendidikan terbaru yang dikutip oleh Sari otak akan bekerja optimal apabila kedua
belah otak ini dipergunakan secara bersama-sama.[10]
Hal ini bisa dilihat jika anak belajar dengan hanya memanfaatkan otak kiri yang
memiliki fungsi mengola seputar sains, bisnis dan pendidikan sementara otak
kanannya tidak diaktifkan yang seharusnya memeiliki fungsi berfikir, perasaan,
bosan dan mengantuk. Begitu juga mereka yang hanya memanfaatkan otak kanan
tanpa diimbangi pemanfaatan otak kiri, bisa jadi ia akan banyak menyanyi,
mengobrol atau menggambar tetapi hanya sedikit ilmu yang bisa masuk ke otaknya.
Salah satu cara untuk memadukan fungsi
otak kanan dan kiri yaitu menggunakan musik pada saat menghafal pelajaran.
Metodologi
Musical Exposure Towards (Pembelajaran dengan memaparkan musik pada anak-anak)
yang dikutip oleh Sari, telah didukung oleh kajian ilmiah yang mengungkapkan
bahwa pemaparan terhadap musik akan meningkatkan proses pembelajaran dalam
pemikiran anak-anak. Hal ini didukung pula oleh para ahli yang berkayakinan
bahwa musik(mendengarkan atau bermain musik) ternyata
dapat memberikan nutrisi, dan suara untuk meningkatkan gerakan, pendengaran dan
ekspresi pada anak-anak. Dengan bermusik anak-anak juga bisa meningkatkan
keterampilan dan kreativitasnya, serta mengalami peningkatkan IQ spasialnya.
Musik yang baik sangatlah berharga sebagai perangkat pengajaran. Metode pembelajaran
yang menyertakan pemaparan musik kepada anak-anak yang telah menerapkan seni
memadukan musik dengan pembelajara ke tingkat pendidikan yang baru dan lebih
tinggi. Hal ini yang didukung oleh peryataan De Porter, dkk yang meyatakan
bahwa musik berpengaruh pada guru dan siswa. Sebagai seorang guru, kita dapat
menggunkan musik untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa, dan
mendukung lingkungan belajar. Musik membantu siswa bekerja lebih baik dalam
mengingat lebih banyak, musik merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar,
baik secara sadar maupun tidak sadar. Di samping itu kebanyakan siswa memang
mecintai musik.
Selanjutnya
para ahli mempercayai bahwa ada hubungan antara musik dengan perkembangan
kepribadian fisik dan psikis seseorang. Pengaruh ini hanya tidak dimulai
setelah lahir, melainkan anak masih dalam kandungan. Penggunaan musik bagi
siswa yang sedang membaca informasi atau materi pelajaran, menyayikan kalimat
materi pelajaran yang penting, memutar musik ketika siswa berdiskusi dimana
suara musik sama besarnya dengan suara yang dikeluarkan siswa, dan masih banyak
lagi cara lain yang bisa dilakukan dengan menggunakan musik untuk pembelajaran.
Menurut Ortiz,
penggunakan musik dalam pembelajaran berguna untuk: 1). Memotivasi anak untuk
berlatih, 2). Meningkatkan kepekaan pada tubuh, 3). Mengaktifkan tumbuhnya
keterampilan motorik besar, 4). Meningkatkan koordinasi, 5). Mengembangkan rasa
percaya diri dan harga diri, 6). Bertindak sebagai katalis untuk improvisasi
imajinatif, 7). Memperkenalkan dan mempertahankan stuktur dalam kegiatan-kegiatan
yang teratur, 8). Berfungsi sebagai
sumber kebahagiaan dan kesenangan, 9). Mendorong terjadinya hubungan sosial,
dan 10). Menciptakan lingkungan yang terkendali dimana pengungkapan diri bisa
diwujudkan.
Musik juga
disebut alat terapi dimana hasil riset menunjukan bahwa musik dapat
mengharmoniskan dan mengembangkan semua irama dari badan kita, termasut denyut
jantung, kecepatan bernafas, tekanan darah, frekuensi, gelombang otak dan
kecepatan respiratory primer, selanjutnya para peneliti juga menemukan bahwa
musik dalam menjadi terapi yang baik untuk orang mengalami stress, karena
ketika mengalami stress, tubuh memproduksi hormon kortisol dalam jumlah besar,
yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Mendengarkan suara musik yang
meyenangkan, meningkatkan stsatus dalam keadaan santai mengurangi jumlah kortisol
dalam aliran darah dan meningkatkan produksi antibodi spesifik yang memperkuat
sisitem kekebalan tubuh dan melindungi badan terhadap infeksi serta penyakit.
Musik dapat
mengajarkan pada manusia tentang kebiasaan belajar yang baik, membantunya
mengingatkan fakta-fakta dengan mudah baik secara visual dan aural dalam
bergerak, mencipta dan berinteraksi dengan kelembutan dan kepekaan dalam
mengekspresikan emosi dan membebaskan diri dari stress.
Sebenarnya musik telah digunakan oleh orang Yunani kuno untuk memudahkan
mereka menghafal. Namun entah apa sebabnya, selama separuh abad yang silam
teknik ini banyak dilupakan di sekolah-sekolah.[11]
Manfaat Penggunaan Musik
Manfaat penggunaan musik untuk membantu proses pembelajaran yaitu :
1. Musik akan membuat siswa rileks dan mengurangi
stress yang akan menghabat pembelajaran;
2. Merangsang kreativitas dan kemampuan berpikir siswa
sehingga dapat memporoleh hasil yang lebih baik;
3. Membantu kreativitas dengan membawa otak pada
gelombang tertentu;
4. Merangsang minat baca, keterampialn motorik dan
perbendaharaan kata;
5. Sangat efektif untuk proses pembelajaran yang
melibatkan pikir sadar maupun pikiran bawah sadar.
Untuk menciptakan suasana yang medukung proses belajar, otak perlu
mendapat rangsangan yang sesuai, sehingga otak dapat dengan mudah menyerap
informasi dan mengerti informasi dan mengembangkan keterampilan berpikir.
Manfaat musik sebenarnya tergantung pada cara kita menggunakannya, kapan
dan apa saja jenis musiknya. Berikut penggunaan musik dalam proses
pembelajaran.
1. Musik digunakan sebagai pembukaan sehingga pada
waktu yang sesuai akan sangat membantu mempengaruhi perhatian siswa di awal
proses pembelajara.
2. Musik digunakan sebagai pembatas waktu, contonya
ketika guru memberikan tugas kepada siswa, maka guru dapat membatasi waktu
untuk mengerjakan tugas sampai selesai musik tersebut.
3. Musik digunakan untuk membantu diskusi, saat melakukan
diskusi mainkan musik sebagai latar belakang. Pesan music disini
adalah untuk menciptakan atmosfir yang mendukung proses diskusi.
4. Musik digunakan untuk membangkitkan semangat dan
energi, saat suasana kelas sedang menurun, siswa sudah mulai mengantuk, bosan,
atau letih mainkan musik dengan
tempo yang tinggi sambil melakukan gerak badan atau brain gym.
5.
Musik untuk penutup, jika musik ada sebagai pembuka maka harus ada musik
sebagai penutup. Musik ini dimainkan setelah siswa selesai belajar dan bersikap
untuk pulang sehinnga pada saat pulang siswa dapat pulang senang dan gembira.
Perbedaan
belajar dengan menggunakan musik dengan belajar tanpa musik :
Tanpa musik
|
Mengunakan musik
|
Denyut
nadi dan tekanan darah meningkat sehingga otak menjadi tegang sulit untuk
menerima materi pelajaran
|
Deyut
nadi dan tekanan darah rendah sehingga otak menjadi relaks dan mudah untuk
menerima materi pelajaran.
|
Gelombang
otak semakin cepat sehingga akan mengakibatkan pesan yang sudah disampaikan
ke otak akan cepat hilang dan tidak tersimpan ke longthrem memory.
|
Gelombang
otak melambat sehingga siswa akan meyimpan materi yang telah disampaikan sampai
ke longthrem memory.
|
Otot-otot
menegang, sulit untuk menerima materi pembelajaran.
|
Otot-otot
relaks, mudah untuk menerima
materi pelajaran.
|
Contoh Penggunaan Musik dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Sebagaiman
telah dipaparkan diatas banyaknya manfaat musik bila digunakan dalam
pembelajaran. Di sekolah TK atau MI, porsi penggunaan masih besar (walaupun di
MI semakin berkurang porsinya) banyak sekali musik yang sering diajarkan dengan
lirik yang sederhana. Lirik sederhana tersebut diganti dengan kalimat dalam
bahasa Arab yang sederhana juga dan sesuai dengan logika mereka. Berikut ini
lirik yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab.
Contoh pertama
musik yang sering didengar siswa TK/MI seperti lagu Dua Mata Saya, kemudian
diubah menjadi lirik dalam bahasa Arab seperti berikut ini (Lebih baik lagi
diiringi dengan instrumen musik yang sesuai).
عَيْناَيَ
اثْنَتاَنِ, وَأَنْفِيْ واَحِدٌ
رِجْلاَيَ
اثْنَتَان, بِالْحِذَاءِ الجَدِيْدِ
يَدَايَ
اثْنَتَانِ, يُمْنَى وَ يُسْرَى
وَفَمِيْ
وَاحِدٌ, أَقْرَاءْ بِهِ الْقُرْاءَن
Lirik diatas adalah diambil dari lagu anak-anak berjudul Dua Mata
Saya
Dua mata Saya, Hidung saya Satu
Dua kaki saya, pakai sepatu baru
Dua tangan saya, yang kiri dan kanan
Satu mulut saya tidak berhenti membaca Quran
Contoh lagu yang kedua yang sering
dinyanyikan anak TK maupun MI adalah lagu tentang Pelangi yang diubah menjadi
lafal bahasa Arab yaitu:
يا قوس قزح ما
أجمل لونك
أجمر أصفر
أخضر
فى السماء
الزرقاء
رسامك عظيم
من هو يا ترى
يا قوس قزح
من صنع الله
Versi Indonesia
Pelangi pelangi alangkah indahmu
Merah kuning hijau
Di langit yang biru
Pelukismu agung
Siapa gerangan?
Pelangi-pelangi ciptaan Tuhan
Sebenarnya masih
banyak lagi contoh-contoh yang lain, baik yang tersebar di internet maupun yang
sudah ada di buku pelajaran bahasa Arab siswa seperti buku pelajaran bahasa
Arab MI/SD kelas 3 terbitan Erlangga. Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh
kreatifitas dan inovasi seorang guru dalam menciptakan lirik dalam bahasa Arab
serta dipadukan dengan musik yang sering didengar anak.
PENUTUP
Musik adalah
bahasa universal yang selalu sesuai dengan usia, jenis kelamin dan lain
sebagainya. Maka tidak mengherankan musik juga dapat digunakan dalam
pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Arab. Ketika musik digunakan dalam
rangka pembelajaran bahasa Arab maka bertambahlah media pembelajaran.
Dalam hal
penggunaan musik dalam pembelajaran bahasa Arab sangat diperlukan kreatifitas
dan pengetahuan luas seorang guru dalam menciptakan lirik-lirik pembelajaran
bahasa Arab yang sesuai dengan tingkat pendidikan siswa didik.
Diharapkan ketika pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan
kreatifitas guru khususnya dalam menggunakan musik sebagai media pembelajaran dan
bahkan juga memadukan dengan metode permainan maka siswa pun bersemangat
mengikuti pembelajaran dan tentunya hasil dari pembelajaran tersebut sesuai
dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Cambell, D.2002. Efek Mozart Bagi Anak-Anak. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Djohan. 2005. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik
Hamdani, Firman dkk, 2008, Belajar Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah
Kelas 3, Jakarta: Erlangga
PSIA STIQ Amuntai, 2014, Metode
Belajar Bahasa Arab untuk anak SD/MI, makalah,
Sari, N.R. 2005. Musik dan Kecerdasan Otak Bayi. Bogor: KH.
Kharisma Buka Aksara
Waid, Abdul, 2012, Menguak Rahasia Cara Belajar Orang
Yahudi, Yogyakarta: Diva Press, cet V
Internet
Sanjaya, Alit Adi, 2010. Penggunaan Musik Dalam
Pembelajaran di Kelas untuk Menciptakan Kerja Otak yang Harmonis.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/17/penggunaan-musik-dalam pembelajaran-di-kelas-untuk-menciptakan-kerja-otak-yang-harmonis/. Diakses tanggal 16 Juni 2012
[5] Musik
dalam pandangan Islam: Halal atau Haram http://www.anneahira.com/musik-dalam-pandangan-Islam.
Diakses pada tanggal 17 Juni 2014.
[6] Abdul
Waid, Menguak Rahasia Cara Belajar
Orang Yahudi,(Yogyakarta: Diva Press, 2012) Cet V, h, 83.
Post a Comment