1 MUHARAM; SEJARAH & IMPLIKASINYA TERHADAP MUSLIMIN


1 Muharam; Sejarah dan Implikasinya Terhadap Muslimin

الْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ  وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Tiada kata yang paling pantas kita senandungkan pada hari yang berbahagia ini melainkan kata-kata syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah mencurahkan kenikmatan- kepada kita sehingga kita berkumpul dalam majelis ini. Mari kita wujudkan rasa syukur kita dengan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Kemudian tidak lupa kami wasiatkan kepada diri pribadi dan kepada jamaah semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena keimanan dan ketaqwaan merupakan sebaik-baik bekal menuju akhirat nanti.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Waktu mengalir terus tak terasa, detik berganti menit, jam dan hari. Hari berganti pekan, pekan berganti bulan, bulan berganti tahun, Tahun demi tahun senantiasa bergerak maju yang berarti semakin bertambah pula usia manusia dan sebenarnya semakin dekat juga dengan kematian kita.
Dan “tanpa terasa” kita sampai kepada pergantian tahun hijriah untuk kesekian kalinya dalam hidup kita. Dan saat ini kita sudah sampai pada hari-hari terakhir bulan dzulhijjah 1440 H. tinggal 2 hari lagi kita berada di awal tahun 1441 H.
Yang perlu menjadi catatan adalah: apakah bertambah pula keberkahan usia kita? Ini pertanyaan singkat dan hanya bisa dijawab dengan berkaca secara panjang-lebar jejak perjalan hidup kita yang sudah lewati. 
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah.
      
Tahun baru hijriah yang kita peringati setiap tahun terkandung sejarah dan nilai-nilai yang terus relevan hingga kini. Nabi sendiri tak pernah menetapkan kapan tahun baru Islam dimulai. Begitu pula tidak dilakukan oleh khalifah pertama, Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq. Awal penanggalan itu resmi diputuskan pada era khalifah kedua, Sayyidina Umar bin Khathab, sahabat Nabi yang terkenal membuat banyak gebrakan selama memimpin umat Islam. 
    Keputusan itu diambil melalui jalan musyawarah. Semula muncul beberapa usulan, di antaranya bahwa tahun Islam dihitung mulai dari masa kelahiran Nabi Muhammad. Ini adalah usulan yang cukup rasional. Rasulullah adalah manusia luar biasa yang melakukan revolusi ke arah peradaban yang lebih baik masyarakat Arab waktu itu. Karena itu kelahiran beliau adalah monumen bagi kelahiran perdaban itu sendiri. Tahun baru Masehi pun dimulai dari masa kelahiran figur yang diyakini membawa perubahan besar, yakni Isa al-Masih.     
Yang menarik, Umar bin Khatab menolak usulan ini. Singkat cerita, forum musyawarah menyepakati momen hijrah Nabi dari Makkah menuju Madinah sebagai awal penghitungan kalender Islam atau kalender qamariyah yang merujuk pada perputaran bulan (bukan matahari). Karenanya kelak dikenal dengan tahun hijriah yang berasal dari kata hijrah (migrasi, pindah).

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Sebuah pelajaran terbesar dari Allah adalah bahwa Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk melakukan muhasabah (introspeksi diri) secara menyeluruh. Mulai dari keimanan kita, keislaman kita, ibadah kita, akhlak kita, pergaulan kita, ilmu kita, kewajiban kita, tanggung jawab kita, manajemen waktu kita, gaya hidup kita, shadaqah kita, perhatian kita terhadap aqidah anak-anak kita dan lain-lain.
Karena sesungguhnya dengan muhasabah atau evaluasi itulah menjadi kunci utama dalam kehidupan kita untuk menyongsong tahun yang akan datang dengan lebih baik lagi dalam ridha Allah.
Bahkan dengan muhasabah inilah kita dapat mengetahui hakikat dan persoalan diri kita secara pasti di hadapan Allah, amal apa yang sudah kita lakukan seiring bertambahnya kapasitas rezki yang Allah karuniakan kepada kita sebagai bekal menuju perjalanan hari esok, akhirat, yang amat panjang dan pasti.
Allah mengingatkan kita di dalam ayat-Nya :
يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Hasyr [59]:18).
Tentang pentingnya muhasabah atau evaluasi diri ini, Khalifah Umar bin Khattab pernah berkata:
حَاسِبُوْا أَنْفُوْسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا
Artinya: “Hitung-hitunglah diri kalian sebelum kalian dihitung (oleh Allah)”.
وَزِنُوْاهَا قَبْلَ أَنْ تُزَانُوْا
Artinya: “Timbang-timbanglah amal kalian sebelum amal kalian ditimbang (oleh Allah)”.

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
Yang pertama dan utama hal yang wajib kita koreksi adalah masalah amaliah agama Islam kita.
Pertanyaan-pertanyaan yang pantas kita arahkan pada diri kita sendiri, termasuk pada diri khatib sendiri di antaranya adalah : “Sudah sejauh mana kita memahami dan mengamalkan ajaran agama kita?” “Sejauh mana pula kita sudah memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah, sebagai sumber utama ajaran agama kita?”
Terkait dengan masalah agama kita ini, maka yang patut kita evaluasi adalah marilah kita meningkatkan spirit dan semangat belajar, belajar dan belajar mendalami nila-nilai mulia ajaran kita, Al-Islam.
Karena agama Islam itu adalah ilmu, sedangkan ilmu tidak akan didapat kecuali dengan belajar dan mempelajarinya. Semuanya secara global dan universal tercakup dalam kitab suci Al-Quran, sebagai penawar dan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Karena itu amal terbaik adalah belajar Al-Quran dan kemudian mengajarkannya kepada orang-orang di sekitar kita, terutama yang menjadi tangung jawab kita, seperti anak-isteri kita, dan seterusnya.


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Masalah kedua yang perlu kita evaluasi adalah masalah dunia kita. Maksudnya adalah bagaimanakah kita menyikapi kehidupan dunia ini? Apakah kita begitu sangat mencintai dunia, hingga sangat tergantung padanya dan menjadikannya menjadi tujuan hidup kita?
Ataukah berbagai fasilitas kehidupan dunia ini, mulai dari uang, rumah, kendaraan yang kita miliki, pangkat dan kedudukan, kita letakkan hanya sebagai sarana amal shalih dan kita tidak mencintainya melebihi cinta pada Allah dan Rasul-Nya?
Ini penting agar dalam mencari penghidupan dunia ini, harta yang kita cari dan miliki benar-benar berasal dari sumber yang halal dan tidak sedikitpun tercampur dengan yang haram.
Bukan hanya sampai di situ, tapi untuk apa saja harta itu kita gunakan? Serta seberapa besar usaha dari harta kita itu untuk juang di jalan Allah, menegakkan kalimah Allah, Al-Islam, yang menjadi agama yang kita anut dan banggakan.
Sebab, kalau kehidupan dunia ini malah menjauhkan kita dari ingat kepada Allah, malah menjadikan kita tambah maksiat, hingga Allah pun menguji kita dengan berbagai ujian. Maka, saatnya kita putar haluan, kembali bertaubat kepada-Nya, kembali ke jalan yang lurus.
Allah menyebutkannya:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ﴿١٢٤﴾قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا﴿١٢٥﴾قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَىٰ
Artinya: “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” Berkatalah ia: “Ya Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan.” (Q.S. Thaha [20]: 124-126).
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Demikianlah kurang lebih makna Muhasabah atau evaluasi diri akhir tahun dan awal tahun baru Hijriyah ini, yang dengannya semoga dapat menghijrahkan kita dari keburukan menuju kebaikan, dari kecintaan berlebihan pada dunia menuju cinta akhirat, dari kemalasan ibadah menuju khusyu, dari pertikaian menuju persatuan dan dari kemaksiatan menuju amal shalih.
Semoga amal ibadah dan segala kebajikan kita tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Amin ya Robbal ‘alamin.

فإذا قرئ القران فاستمعوا لعلكم ترحمون. أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.  بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، ونفعَنِي وإياكم بالأيات و الذِكر الحكيم، وَتَقَبَلَّ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. وأَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ العظيمَ لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات و المؤمنين والمؤمنات فاستغفرُوْه،  إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.فقال تعالى إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اللهم وفقنا لما تحبه و ترضاه. اللهم اجعل هذا البلد آمنا وارزق أهله حلالا طيبا مباركا. اللهم ارزقنا إماما عادلا 3x ولا تسلطنا من لا يخافك ولا يرحمنا برحمتك يا أرحم الراحمين
ربنا أَفْرِغْ علينا صبرا و ثَبِّتْ أقدامَنا وانصُرْنَا على القوم الكافرين
اللهم اكْفِنَا واصْرِفْ عنَّا شَرَّ الظالمين و مَكْرَ الماكرين وشَرَّ مصائِبِ الدنيا و الدين
اللهم انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنِ واخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المسلمين
اللهم أَعِزَّ الإسلامَ و المسلمين و أَهْلِكِ الكَفَرَةَ و المشركين أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدين، اللهم شَتِّتْ شَمْلَهُمْ ومَزِّقْ أقدامَهم و أَلْقِ فى قلوبهم الرُّعْبَ إنك على كل شيئ قدير
اَللَّهُمَّ انقلنا والمسلمين من الشقاوة إلى السعادة، ومن النار إلى الجنة، ومن العذاب إلى الرحمة، ومن الذنوب إلى المغفرة، ومن الاساءة إلى الاحسان، ومن الخوف إلى الأمان،  ومن القفر إلى الغناء، ومن الذل إلى الرحمة، ومن الاهانة إلى الكرامة، ومن السُّقم إلى الصحة، ومن السخط إلى الرضاء
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اَللَّهُمَّ انْصُرِ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِيْ سُوْرِيَا، وَفِيْ فِلِسْطِيْنَ، وَفِيْ أَفْرِيْقِيَا، وَفِيْ مِيَنْمَارَ وَ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِيْ كُلِّ بِقَاعِ الأَرْضِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.عِبَادَ الله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. واسئَلُوْه مِن فضله يُعطِكم، وَلَذِكْرُاللهِ أجلُّ و اَكْبَرُ، واللهُ يعلمُ ما تَصنَعُوْن، أَقِيْم الصلاة 
Dalam bentuk siap cetak silakan download DI SINI.

Post a Comment

Previous Post Next Post